Kenaikan harga BBM dan krisis microchip ternyata membuat mobil listrik semakin diminati di Amerika. Simak penelusurannya berikut ini
Kenaikan harga minyak dunia telah membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melambung tinggi. Tak hanya menjadi mahal, kenaikan BBM juga berisiko mengundang inflasi dan menyebabkan resesi ekonomi. Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di hampir seluruh dunia. Namun di balik itu, tingginya harga minyak justru membuat popularitas mobil listrik meningkat.
Sebagai kendaraan yang menggunakan daya listrik, membuat mobil elektrik ini sangat efisien dan bebas dari emisi gas buang. Tak hanya itu, yang menarik menguntungkan saat ini adalah Anda tak perlu lagi membeli BBM yang harganya sedang melambung tinggi tersebut. Efeknya mobil ramah lingkungan ini sangat diminati tak hanya di pasar mobil baru, namun juga di lantai bursa mobil bekas.
Popularitas dan harga berangur menyaingi mobil baru
Disadur dari laman cintamobil.com, Sebuah penelitian yang dilakukan oleh iSeeCars di Amerika mengungkapkan bahwa semakin banyak mobil listrik yang diminati. Selain karena kelangkaan microchip yang membuat mobil baru memiliki masa inden yang lama, namun juga lantaran kenaikan harga BBM. Akibatnya, tentu membuat konsumen lebih banyak untuk beralih ke kendaraan listrik.
Puncaknya adalah Nissan Leaf yang masuk ke dalam kategori mobil listrik murah di Amerika, ternyata mengalami peningkatan pasar dan harga yang sangat signifikan, khususnya di pasar mobil bekas. Menurut iSeeCars, harga jual Leaf bekas berada di angka $28.787 (Rp 426 jutaan), naik sebesar 45% dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan ini bahkan membuat harga Leaf bekas melampaui harga barunya. Leaf sendiri dibanderol dengan harga mulai dari $27.800 (Rp 411 jutaan) di Amerika. Harga tersebut belum termasuk biaya pengiriman.
Tren kenaikan yang masih akan terjadi
Marketplace mobil bekas asal Amerika tersebut juga telah menganalisis lebih dari 13,8 juta penjualan mobil bekas berusia 1-5 tahun antara Januari dan Juli tahun 2021 dan 2022. Kenaikan popularitas dan harga mobil listrik bekas ini dilandasi oleh krisis microchip yang membuat pasokan mobil baru berkurang drastis.
Tak hanya itu, konflik antara Rusia dan Ukraina yang berimbas pada tingginya harga minyak dunia, turut membuat permitaan akan mobil ‘senyap’ semakin meningkat. Hal tersebut juga didukung oleh peningkatan infrastruktur mobil elektrik yang semakin masif di Amerika. Akankah tren ini juga akan dirasakan di Indonesia? Tentu masih banyak hal yang perlu ditingkatkan agar mobil elektrik bisa diterima lebih baik oleh konsumen Indonesia.
–> Temukan berbagai produk yang Anda inginkan saat ini di Jualo.com secara GRATIS