Hari ini, Selasa 16 Januari 2018, dunia musik berduka. Hal ini disebabkan oleh kabar meninggalnya Dolores O’Riordan vokalis The Cranberries, sebuah band dari Irlandia, pada usia 46 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir di sebuah hotel di London, Inggris, pada Senin waktu setempat. “Ia saat itu tengah dalam proses sebuah rekaman singkat, tidak ada keterangan lebih lanjut hingga saat ini,” ujar Lindsey Holmes yang merupakan juru bicara O’Riordan seperti dilansir dari kumparan.com.
Namun menurut situs blabbermouth.com, O’Riordan saat itu berada di London untuk melakukan rekaman bersama sebuah band metal bernama Bad Wolves, untuk lagu “Zombie” yang telah diaransemen ulang.
Dolores O’Riordan sendiri dikenal dengan suara khas dan lagu-lagu ciptaannya yang indah. Ia telah memberikan inspirasi dan berbagi emosi secara dekat dengan penggemar melalui lagu-lagunya. Hal ini yang kemudian membuat banyak orang mudah tersentuh ketika mendengar lagu-lagu karyanya. Bahkan beberapa orang menjadikan lagu-lagunya bersama The Cranberries sebagai soundtrack dari hidup mereka. Benar, ia tak sekadar vokalis kenamaan saja. Melalui suara dan lagunya ia berhasil menyentuh hati para pendengarnya. Tak heran jika kabar meninggalnya pun membuat seluruh penggemar musik berduka.
Vokalis The Cranberries ini lahir dengan nama Dolores Mary Eileen O’Riordan di Limerick, Irlandia, pada 6 September 1961. Ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Dolores muda tumbuh dengan keinginan yang kuat untuk menjadi seorang perempuan yang tangguh. Ia mengatakan bahwa dirinya harus membuktikan talentanya sejak kecil. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone pada 1995. Oleh karena itu, ia pun mengatakan bahwa dirinya tahu dan ingat betul akan semua lagu yang diciptakan. Karena karya-karya tersebut merupakan sebuah perjuangan yang tak bisa ia lupakan.
Pembuktian itu pun terwujud ketika O’Riordan berhasil memenangkan audisi untuk sebuah band bernama The Cranberry Saw Us (kemudian dikenal dengan The Cranberries) pada tahun 1990. Setelah itu, ia pun mencuri perhatian dunia bersama The Cranberries lewat album “Everybody Else Is Doing It, So Why Can’t We?” yang dirilis pada 1 Maret 1993. Album ini pun mendapatkan respon yang bagus, mulai dari Eropa hingga Australia. Bahkan di Amerika Serikat, album ini laku terjual sebanyak 5 juta kopi.
Tak berhenti hanya pada album pertama kesuksesan menyapa O’Riordan dan kawan-kawan. Album kedua bertajuk “No Need To Argue” yang dirilis pada 3 Oktober 1994, meledak di pasaran. Salah satu single-nya yang bertajuk “Zombie” pun terdengar di mana-mana. Setelah itu, “Ode To My Family” pun semakin melambungkan The Cranberries. Kala itu, suara Dolores O’Riordan dinilai sebagai kunci kesuksesan band tersebut. Suara wanita yang senang memakai jaket kulit wanita itu disebut sebagai sebuah penyegaran ditengah kepopuleran seattle sound. Dan saat kesuksesannya tengah menanjak, Dolores pun memutuskan untuk menikah dengan manajer Duran Duran, Don Burton, pada 1994. Mereka pun dikaruniai 3 orang anak.
Sebagai seorang wanita yang ingin membuktikan kemampuannya pada dunia, Dolores O’Riordan bisa dibilang telah berhasil melakukannya. Kesuksesannya bersama The Cranberries tak perlu lagi dipertanyakan. Jutaan album fisik The Cranberries terjual di seluruh penjuru bumi. Secara personal, Ia bahkan sempat masuk dalam 10 besar wanita terkaya di Irlandia pada 2006. Di dunia fashion, Ia pun sempat menjadi trendsetter dengan gaya rambut pendek pixie-nya pada era 90-an. Potongan rambut tersebut dikombinasikan dengan penggunaan outer lengan panjang berwarna gelap serta sepatu boots wanita, membuatnya terlihat penuh dengan karisma ketika tampil di atas panggung.
Namun setelah melalui banyak prestasi dalam keriernya, Dolores pun harus mengalami kenyataan pahit. Pada 2014, penyanyi wanita ini pun bercerai dengan sang suami. Dan pada tahun yang sama, ia pun dinyatakan mengalami gangguan bipolar. Hal ini diketahui setelah ia ditangkap karena melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun aksi, pada sebuah penerbangan menuju Irlandia. Pada saat itu, ia mengaku bahwa dirinya merasa depresi atas kegagalan pernikahannya. Ia pun kemudian secara terbuka melakukan diskusi mengenai gangguan bipolarnya pada 2017. The Cranberries pun sempat membatalkan konsernya pada Mei di tahun yang sama, dengan alasan Dolores mengalami gangguan pada punggungnya.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Dolores pun melakukan komunikasi dengan beberapa teman dekat termasuk manajernya. Mereka mengatakan bahwa O’Riordan terlihat begitu bahagia, tidak ada tanda-tanda bahwa ia mengalami depresi atau hal lain semacamnya. Dan hal tersebut pun memberikan tanda tanya besar untuk keluarga dan para penggemarnya. Bahkan hingga tulisan ini dibuat, masih belum ada keterangan mengenai penyebab kematiannya.
Tetapi apapun penyebabnya, Dolores O’Riordan telah menyelesaikan misi pribadinya. Ia telah membuktikan pada dunia bahwa dirinya sungguh bertalenta. Ia telah mewujudkan cita-citanya untuk diakui. Dan ia pun kemudian bebas untuk memilih keputusan apapun untuk hidupnya. Selamat jalan Dolores O’Riordan, you’ll be missed for sure..