Lampu lalu lintas di persimpangan jalan diketahui memiliki tiga warna, yakni merah, hijau, dan kuning. Namun, tahukah Anda arti dan asal usulnya?
Tidak hanya di Indonesia, penggunaan lampu lalu lintas memang berdasarkan tiga warna dasar, merah, hijau, dan kuning. Dan hal tersebut bukanlah tidak disengaja karena ada beberapa alasan menarik di baliknya.
Seperti yang tertuang dalam UU No.22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dijelaskan bahwa lampu lalu lintas berfungsi mengendalikan arus lalu lintas dan ditempatkan di persimpangan jalan, zebra cross, dan area lainnya.
Lampu Merah Sebagai Tanda Berhenti
Lampu merah sebagai tanda stop
Secara natural, warna merah selalu identik dengan makna berbahaya. Sedangkan dari sisi ilmiah, warna merah adalah warna yang memiliki gelombang terpanjang dari spektrum warna. Dengan kata lain, mata manusia bisa melihat warna merah dengan jarak paling jauh daripada warna lainnya. Sehingga tak heran, apabila merah dijadikan sebagai salah satu indikator pada lampu lalu lintas supaya kamu dapat mengurangi kecepatan saat warna merah muncul dari kejauhan.
Lampu Kuning Sebagai Tanda Waspada
Di pertengahan tahun 1900-an, lampu lalu lintas masih belum berkembang seperti era sekarang ini. Mengingat di masa tersebut hampir mustahil melihat warna merah di malam hari karena belum adanya lampu, sehingga jalan pintasnya adalah menggunakan warna kuning.
Kuning sebagai tanda waspada atau hati-hati
Hal ini berkembang pesat di tahun 1915 tepatnya di Detroit, AS. Tak lama setelah itu, barulah tercipta Electric Traffic Signal yang sudah menerapkan komponen kelistrikan di pinggiran kota Michigan serta Woodward Aves. Tiga warna dominan yakni merah, kuning dan hijau mulai diaplikasikan, mengikuti pola lampu lalu lintas yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kereta api. Serta dari hirarki spektrum warna, kuning adalah warna dengan gelombang terpanjang setelah warna merah. Tak heran jika warna kuning juga bisa ditemui pada rambu-rambu di sisi jalan.
Hijau Bermula dari ‘Kebiasaan’
Dibanding kedua warna di atas, hijau adalah yang paling berkembang sisi historsinya. Stasiun kereta api Britania Raya menerapkan indikator seperti bendera merah, hijau, biru dan putih, layaknya semafor pada kegiatan pramuka. Selama prosesnya, hal tersebut nyatanya berdampak ke banyak kasus kecelakaan kereta api.
–> YUK KENALI JENIS RAMBU LALU LINTAS BESERTA ARTINYA
Akhirnya diputuskan sejak tahun 1841, hanya dihadirkan dua indikator yakni merah untuk berhenti dan hijau untuk melaju. Karena faktor kebiasaan, kebijakan tersebut akhirnya juga diaplikasikan juga pada industri-industri besar khususnya pada mesin produksi.
Merah untuk berhenti dan hijau berarti proses produksi sedang berjalan. Berawal, dari kebiasaan tersebut akhirnya warna merah dan hijau diaplikasikan pada arus kereta api dan lampu lalu lintas hingga kini.
Sedangkan dari sisi spektrum warna, hijau masih berada di bawah level merah dan kuning. Setidaknya warna hijau masih memiliki gelombang yang lebih baik dari warna lainnya kecuali merah dan kuning. Apalagi jika ditilik dari proporsi, ketiga warna tersebut tidak membuat distraksi atau kabur bagi mereka yang memandangnya.
–> Temukan berbagai produk yang Anda inginkan saat ini di Jualo.com secara GRATIS